Minggu, 08 April 2012

2EB20_K1



Nama         : Tia Sri Rejeki Manik
Npm           : 29210543
Kelas         : 2EB20


Perang melawan kemiskinan? Sepertinya hanya SLOGAN!

Sejak masa Sukarno, Suharto dst. sering kali kita dengar slogan-slogan yang berbunyi “Kita harus berperang melawan kemiskinan”. Slogan ini menjadi penyemangat untuk serius menuntaskan kelaparan di negara ini dan seolah menjadi penyejuk bagi masyarakat kita bahwa pemerintah benar-benar ingin men”delete” masalah ini. Namun kenyataannya, kemiskinan masih lekat sekali kita lihat dan dengar di televisi dan radio. Jika kita membahas kemiskinan tentunya kata ini juga identik dengan kata kelaparan. Tidak mengada-ada namun benar kenyataannya bahwa kemiskinan sangat erat dengan kelaparan. Begitu juga kelaparan, sangat erat sekali dengan kulitas SDM yang lemah. Begitu juga dengan SDM yang lemah akan erat kaitannya dengan akses jalan yang sulit dan seterusnya. Kemiskinan bagi kita yang memiliki nurani, merupakan sebuah kata yang sangat mengerikan. Apalagi tragedi ini terjadi di negeri kita sendiri dan menimpa saudara-saudara kita sendiri. Masih teringat jelas di benak kita tragedi kelaparan di Yahokimo (Papua) yang menelan 55 orang meninggal atau peristiwa Daeng Besse dan bayinya (Makasar) yang tengah dikandungnya meninggal karena kelaparan. Pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah malah sempat saling tuding dengan tragedi ini dan saling melempar tanggung jawab. Seharusnya pemerintah langsung memeriksa penduduk yang kelaparan dan bukannya saling tuding bahkan menutup mata dengan peristiwa ini.

      Kemiskinan pada dasarnya adalah sebuah masalah yang selalu terjadi pada sebuah negara berkembang seperti Indonesia. Apalagi topografi negara kita yang terdiri dari ribuan pulau menambah sulitnya penanggulangan masalah ini. Namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Kemiskinan di negara kita bisa jadi sulit untuk dihilangkan namun pemerintah bisa menguranginya sedikit demi sedikit dan akhirnya menyelesaikan masalah ini. Kemiskinan dan kelaparan pasti bisa di minimalisir hingga sekecil mungkin oleh pemerintah dan dukungan dari masyarakat itu sendiri. Namun sebelumnya harus ada sebuah rencana ataupun program yang jelas, kemauan dan tekad yang besar dan juga niat membantu saudara-saudara kita.

         Pemerintah saat ini pernah menjanjikan akan menuntaskan kemiskinan pada tahun 2015, tapi janji ini tak lebih hanya sebuah statement formal sebagai simbolisme keseriusan penuturnya di depan publik. Namun kenyataan di lapangan masih banyak saudara kita yang menyandang predikat miskin. Bahkan penulis mendapatkan info dari harian kompas disebutkan bahwa + 26,63 juta penduduk Indonesia terancam kelaparan. Belum lagi research lain yang mendata tentang jumlah penduduk miskin di negara kita ini.

        Kita ketahui bersama bahwa kemiskinan akan menimbulkan banyak dampak yang buruk. Sebut saja, kelaparan yang telah dijabarkan di awal, kemudian busung lapar, kemudian gizi buruk dan akhirnya kematian sebagai ujung yang sangat memilukan. Lalu kenapa kemiskinan hadir di tengah-tengah masyarakat kita? Banyak sekali faktor yang mengakibatkan hadirnya kemiskinan yang biasanya meliputi kurangnya individu dalam menguasai alat produksi sehingga individu tersebut tidak produktif, kualitas sumber daya manusia yang sangat rendah, sulitnya akses menuju luar daerah dan juga kurangnya perhatian pemerintah.


Menurut Saya Penyelesaiannya  …

Merujuk kepermasalahan di atas, kita pada dasarnya membutuhkan seorang sosok pemimpin yang teguh, tegas, adil dan bersih yang benar-benar konsisten dalam menanggulangi masalah ini. Karena pengentasan kemiskinan memang harus benar-benar sepenuhnya didukung oleh pemerintah dibantu oleh masyarakat itu sendiri. Banyak sekali aspek yang harus kita benahi guna menanggulangi kemiskinan yang semakin merajalela.
Salah satunya yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat kita hingga ke pelosok-pelosok negeri. Meski sebuah sekolah berada di pedalaman, selayaknya mendapatkan fasilitas yang sama seperti sekolah-sekolah yang ada di perkotaan. Standarisasi fasilitas ini akan memberi pengaruh kepada pendidik untuk terus belajar dan mengajar. Hal tersebut juga akan memberi aspek positif kepada siswa maupun masyarakat lingkungan sekolah untuk lebih bersemangat dalam belajar. Sekolah gratis tidak hanya sebagai slogan namun harus benar-benar gratis terutama untuk sekolah yang berada di daerah pedalaman.
Kedua, Memperlancar sarana transportasi khususnya yang menuju daerah-daerah terpencil. Faktor ini merupakan faktor penting guna membuka wawasan masyarakat kita yang tinggal di pedalaman. Semakin luas mereka bersosialisasi maka secara otomatis mereka akan semakin terbuka dan mengerti bagaimana bertahan hidup dengan berkecukupan. Ketiga, bantuan juga merupakan faktor penting. Tidak hanya berupa harta atau makanan, namun penyuluhan kepada individu atau sekelompok masyarakat, bantuan pemberian lapangan kerja ataupun pembagian lahan secara gratis dan otomatis akan memberikan peluang kerja kepada mereka. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar