Nama : Tia Sri
Rejeki Manik
Kelas :
4eb20
NPM : 29210543
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan
oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu
tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa
mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang
diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata
dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar
deviasi dengan menggunakan statistika.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat dikelola
dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Tujuan utama manajemen risiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko
adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang
yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini
dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi,
manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas
manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang
dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi 4 bagian, yaitu :
1.
Risiko Operasional
2.
Risiko Hazard
3.
Risiko Finansial
4.
Risiko Strategik
Menyusun struktur permasalahan perusahaan
untuk meminimlkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai potensi
terhadap risiko valas yang dihsdapi. Potensi terhadap risiko valas timbul
apabila perubahan kurs valas juga mengubah niali aktiva bersih, laba dan arus
kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko
valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh
perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domesyim atas aktiva
dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Kelebihan
antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiabn terpapar (yitu poe-poe dalam mta
uang asinf yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya
posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering kali disebut potensi risiko
positif. Devaluasi mata auang asing relative terhadap mata uang
pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan
keuntungan translasi. Sebaliknya perusahaan memiliki posiis kewajiaban terpapar
bersih atau poytensi risiko negative apabila kewajiban melebihi aktiva
terpapar. Potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan
keuntungan dan karugian nilai tukae valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang ber-denominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti
keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki
dampak langsung terhadap arus kas.
Strategi perlindungan
Lindung nilai neraca. Lindung nilai neraca
dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan
tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiaban perusahaan yang
terpapar. Lindung nilai operasioanal. Bentuk perlindungan risiko ini berfokus
pada variabel-variabel yang menpengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang
asing. Melalui peningkatan harga jaul secara proporsioanal terhadap perkiraan
depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor.
Lindung nilai kontraktual. Berbagai instrument lindung nilai kontraktual telah
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola lindung nilai valuta asing yang dihadapi.
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai
definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi [3] Vaughan
(1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
Risk is the chance of
loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan
suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam
ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak
definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam
halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko
tidak ada.
Risk is the possibility of
loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa
probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi
ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
Risk is
uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat
bersifat subjective dan objective.
Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan
sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan
dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.
Risk is the dispersion of
actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari
hasil yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai
derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di
sekitar titik rata-rata.
Risk is the probability of any outcome
different from the one expected (Risiko adalah probabilitas
sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan).
Menurut definisi di atas, risiko bukan
probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa
outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko
dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak
diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah
menunjukkan adanya ketidakpastian.
PROSES MANAJEMEN RISIKO
(1) Internal environment (Lingkungan
internal)
(2) Objective setting (Penentuan tujuan)
(3) Event
identification (Identifikasi risiko)
(4) Risk assessment (Penilaian
risiko)
(5) Risk response (Sikap atas
risiko)
(6) Control
activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)
(7) Information and
communication (Informasi dan komunikasi)
(8) Monitoring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar